Kamis, 05 Mei 2016

Tidak Ikut SNA


Beberapa hari lalu, saya menerima surel dari Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Pendidik (IAI KAPd) Jawa Timur. Masih tentang artikel saya yang akhir bulan lalu saya presentasikan di Jember dalam acara Konfrensi Regional Akuntansi (KRA) III. Mereka meminta (lagi) kesediaan saya untuk mengirim artikel yang sama ke perhelatan, yang katanya besar, di Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIX di Lampung. Padahal, sebelumnya saya sudah mengirim surat ketidaksediaan untuk mengikuti acara tersebut. Mungkin panitia lelah, jadi surat saya sebelumnya tidak dibaca.

Awalnya, saya sempat girang mendapat surat dari panitia bahwa artikel yang sama akan diwadahi untuk diikutkan ke SNA. Berdasarkan surat dari panitia, KRA menjadi sarana peningkatan kualitas paper Pra SNA. Artikel yang diterima untuk dipresentasikan di KRA sendiri, ada 172 dari 363 artikel yang masuk ke panitia KRA III.

Oh ya, saya belum pernah mengikuti perhelatan SNA selama ini, mulai sejak menyandang status sebagai mahasiswa akuntansi yang unyu-unyu sampai akhirnya jadi dosen akuntansi yang sudah gampang lelah. Tahun lalu dan dua tahun lalu, sempat tebersit keinginan untuk ikut, tapi saya tidak mengirim artikel dan memang tidak menulis artikel. Tahun ini, setelah merampungkan artikel dan kebetulan ada permintaan untuk KRA, jadi saya kirim saja. Eh tahu-tahunya diminta ke SNA juga. Tapi, tetap saja, kemungkinan besar saya tidak ikut SNA Agustus mendatang. Loh?

Saya menulis artikel tersebut bersama dosen Undip, yang adalah dosen pembimbing S2 saya, Pak Anis. Meski sebenarnya, seluruh draf pertama artikel tersebut dikerjakan oleh saya, namun Pak Anis mereview dan menambahkurangkan isi artikel tersebut. Kalau tidak ada bantuan Pak Anis, saya mungkin masih menyimpan artikel tersebut di folder laptop dan tidak mengirimnya ke mana-mana. Karena itu, sebelum membalas surat panitia, saya menyampaikannya ke Pak Anis, dan seperti yang sudah saya curigai, Pak Anis tidak sepakat untuk mengikutkan artikel yang sama di dua konfrensi yang berbeda. “Tidak etis, Mba Andis”, kata Pak Anis.

Awalnya, seperti yang saya tulis sebelumnya, saya curiga Pak Anis tidak bersedia. Tahun lalu, pada perhelatan KRA II, ada salah satu pemakalah yang bahkan menggugat panitia karena mengirimkan artikelnya ke SNA. Saya jadi penonton saja, waktu di media sosial Facebook, dosen-dosen akuntansi memperdebatkan etis tidaknya mengirim artikel yang sama ke dua konfrensi yang berbeda (meskipun dengan perubahan artikel dari saran dan masukan saat konfrensi pertama). Saya sendiri belum membaca ketentuan-ketentuan terkait hal ini, juga tidak tahu menahu soal peraturan mempresentasikan artikel dua kali di tempat yang berbeda. Cuma di pikiran saya, kalau dipresentasikan dua kali, artinya ide atau gagasan lebih tersebar luas dan dengan demikian akan lebih baik bagi artikel kita karena mendapat masukan di dua tempat berbeda yang kemungkinan besar pesertanya juga berbeda.

Jadi kenapa akhirnya saya malah manut sama Pak Anis? Tentu saja karena pengalamannya di dunia riset akuntansi jauh lebih banyak daripada saya. Istilahnya, aku mah apa atuh!

Lagi pula, saya sendiri boleh dibilang tidak ngototan. Woles aja gitu. Apa sih yang saya cari? Kum? Jelas tidak. Saya sedang dan untuk beberapa waktu ke depan tidak berminat dan tidak peduli dengan kum dan kenaikan jabatan serta hal-hal lain yang terkait. Salah satu alasan terbesar ikut KRA juga untuk dapat pengakuan ilmiah kalau karangan saya itu dikerjakan sesuai metodologi penelitian yang benar. Mendapat legalitas bahwa tulisan saya bukan karya abal-abal. Yah, apa boleh buat, saya hidup di dunia profesi yang keilmiahan tulisan diakui dari publikasi jurnal dan konfrensi di sana-sini. Karena sudah saya presentasikan di KRA, ya jadinya sudah ilmiah dong? Itu sajalah!


KRA sebagai ‘alat’ memvalidasi tulisan, biar nanti yang baca yakin kalau saya tidak sedang ngawur. Jadi kalau saya menulis, ya menulis. Untuk berbagi pemikiran dan pengalaman yang saya anggap baik. Mugi-mugi ada manfaatnya. Nah, soal saya yang tidak ikut SNA, santai saja. Capek juga keluar kota melulu, apalagi kalau sendirian!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar