Kamis, 21 Januari 2016

Semangat dari Mereka yang Tidak Berhenti Melawan


Sumber : Koleksi Pribadi

Sembari mengantri untuk pengambilan foto paspor; di sela-sela mengerjakan tugas administrasi kampus yang belum selesai; saat jeda istirahat mengajar; di waktu-waktu itulah buku ‘Tindakan-tindakan Kecil Perlawanan : Bagaimana Keberanian, Ketegaran, dan Kecerdikan Dapat Mengubah Dunia” akhirnya bisa saya tamatkan. Berbeda saat aktif kuliah─saat hampir seluruh waktu, tenaga, dan pikiran saya fokuskan untuk belajar, mudah saja membaca satu buku dalam waktu satu atau dua hari. Saat-saat sekarang rasanya butuh upaya lebih untuk bisa membaca satu buku, bahkan dalam waktu sepekan saja. Tapi tentu saja, segala macam pekerjaan tidak dapat menjadi pembenaran untuk tidak membaca bukan?

Dengan risiko tidak fokus karena tidak adanya waktu khusus untuk membaca, buku yang diterjemahkan oleh Roem Topatimasang ini benar-benar menolong saya. Teknik naratif yang sebetulnya sederhana, tapi justru karena kesederhanaannya itu saya benar-benar terbantu. Terjemahannya yang ringan, tanpa mengurangi kedalaman isinya, membuat saya sebagai pembaca tetap nyaman membacanya sampai habis. Seperti halnya cara menerjemahkannya yang saya maksud itu, analoginya hampir mirip dengan tindakan-tindakan orang-orang yang diceritakan di dalam buku ini. Dengan tindakan-tindakan sederhana, untuk suatu tujuan yang besar, orang-orang yang diceritakan oleh Steve Crawshaw dan John Jackson melawan berbagai macam ketidakadilan yang masing-masing mereka hadapi di tempat-tempat yang berbeda.

Di Indonesia, gerakan seperti ini tentu telah ada. Kita tidak bisa menafikan perlawanan Pramoedya Ananta Toer lewat berbagai tulisannya yang dianggap sebagai makar oleh penguasa pada masa orde baru. Untuk konteks kekinian, gerakan kecil perlawanan tersebut pernah saya temukan dalam tulisan Nilam Indahsari pada buku kumpulan esai ‘Oposisi Maya : Menilik Alternatif Gerakan Sosial Baru’. Nilam membahas gerakan perlawanan para pengguna Facebook dengan membuat grup-grup di media sosial. Tulisan-tulisan yang telah dibuat, kemudian disebarluaskan di grup-grup. Akhirnya, kasus-kasus pendampingan yang dilakukan tersebar, merambah di dunia maya dengan satu kali ‘klik’.

Untuk kasus tertentu, sebagai pembaca yang tidak terlepas dari nilai-nilai yang saya anut, ada kasus yang justru bertentangan dengan keyakinan saya. Misalnya saja kasus pembelaan yang dilakukan oleh masyarakat homoseksual. Namun tenang saja, itu hanya satu dari sekian banyak cerita yang justru sarat akan keteladanan. Keteladanan perjuangan orang-orang terpinggirkan.


Ada banyak perubahan besar di dunia ini, dilahirkan dari tindakan-tindakan kecil dengan semangat besar. Barangkali terlihat sepele. Meski demikian, mengutip kalimat pada kesimpulan buku ini, “merekalah orang-orang yang telah membuat mungkin terjadinya perubahan luar biasa di masa lalu”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar