Senin, 21 Desember 2015

Sita Siap Daftar Sekolah


Sumber : Dokumentasi Pribadi/ Sedang Mencoba Pakaian Sekolah di Toko


Alhamdulillah, perjuangan mengantar Sita untuk siap ke bangku sekolah sudah rampung. Jika tahun 2015 ini Sita tidak dapat mendaftar sekolah karena tidak punya akta kelahiran, enam bulan ke depan, saat pendaftaran mahasiswa baru kembali dibuka, insya Allah Sita sudah bisa didaftarkan karena aktanya sudah jadi. Bersama Kakak Ida, keluarga, dan teman-teman Sita di kampung pemulung, pengurusan akta sudah selesai diusahakan. Selembar akta kelahiran Sita sudah di tangan.

Sumber : Dokumentasi Pribadi/ Akta Kelahiran Sita


Terima kasih kepada petugas kecamatan karena dalam pengurusan akta ini, meski ada saja surat-surat yang bermasalah, para pegawai kelurahan dan kecamatan yang kami temui cukup kooperatif. Salah seorang petugas bernama Dian awalnya bertanya, “ini siapanya Sita?” dan kemudian agak bingung mendengar jawaban saya, “kakak dampingnya”. “Kakak damping???”, tanya pegawai itu lagi. Setelah saya menjelaskan hubungan saya dengan Sita, dan aktivitas saya di kampung pemulung yang tengah melakukan pendampingan, pegawai ini malah begitu kooperatif untuk membantu mengurusi akta Sita. Dia bahkan sempat menelepon saya untuk menanyakan kevalidan data Sita. Kepedulian yang menggerakkan!

Meski pula kantor camat terakhir yang saya tuju tidak saya ketahui alamatnya, harus pula berpindah dari kantor Camat Tamalanrea ke Kantor Camat Biringkanaya, dan sempat kesasar di jalan tol sekitar kantor camat, pada akhirnya bisa juga ke sana dengan lancar karena sudah mengenal area kantor camat itu saking seringnya bolak-balik antar surat. Dan terbitnya akta Sita, serta kesediaan kakak-yang-tidak-bisa-disebut-namanya untuk menjadi kakak angkat Sita dengan membelikan perlengkapan sekolah, membuat segalanya terbayar. Ada rasa syukur yang besar atas kesempatan mendampingi Sita sejauh ini. Ada bahagia bisa turut mengurangi beban Sita sekeluarga. Ada rasa berarti bisa menutupi bolongnya harapan Sita untuk bisa bersekolah tahun depan nanti. Dan tidak bisa saya gambarkan kebahagiaan di wajah mama Sita saat menemui saya setelah pulang dari memulung, kalimat pertama yang dia ucapkan, “terima kaaaaaaasih, Nak!”. Sungguh saya merasa berarti!

Jadi, siapa lagi yang ingin kita ringankan bebannya hari ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar