Rabu, 25 November 2015

Setiap Manusia Adalah Guru, Setiap Ruang Adalah Sekolah


Guru adalah seorang pembelajar juga.

Menjadi seorang tenaga pendidik, kata suami saya dalam bukunya ‘Universitas Kehidupan’ (2015), adalah memilih jalan pedang. Dosen misalnya, dituntut untuk terus berusaha memantaskan diri. Tidak pernah berhenti belajar, termasuk dari para anak didiknya sendiri. Karena kata Paulo Freire, jika seorang pendidik menguasai kelas dan merasa selalu benar, maka dia telah menjadi penindas baru di dalam kelasnya.

Berada di dua kelas yang saya asuh saat ini, membuat saya belajar jauh lebih banyak dari apa yang saya bayangkan. Mereka, para mahasiswa saya, adalah anak-anak muda yang bagi sebagian orang adalah mahasiswa yang dipertanyakan kesungguhannya dalam belajar. Mungkin ya, kadang kita tebersit “apa sebenarnya niat mereka kuliah sih?”. Hanya karena mereka kuliah di universitas swasta, maka kita menjadi berhak memandang mereka marginal. Mereka hanya kumpulan mahasiswa sisa yang tidak diterima di universitas negeri. Memangnya, sepintar apa sih kita ini?

Tapi kenapa kita tidak melihat dari perspektif lain? Jika sebagai seorang pengajar atau pendidik, kita hanya bersedia mengajar mahasiswa ‘pintar’, lalu siapa yang ingin mengajar mahasiswa yang kita anggap ‘bodoh’ itu? Tapi benarkah ada mahasiswa bodoh? Kenapa tidak kita kembalikan ke diri kita, bahwa barangkali justru kita yang gagal dalam mengajar, sehingga para siswa tidak bersemangat belajar dan akhirnya terlihat bodoh.

Ketimbang menyesali ‘kebodohan’ yang kita maksud itu, bagaimana kalau kita menggandeng tangan mereka untuk sama-sama belajar? Tapi hey, bukankah memang itu tugas kita sebagai pendidik?

Sumber : Dokumen Pribadi (Edit)

Sumber : Dokumen Pribadi (Edit)


Kurang lebih tujuh pekan berproses bersama lebih dari 50 mahasiswa di dua kelas yang saya asuh, membuat saya menikmati proses yang kami jalani bersama. Saya belajar kesungguhan belajar dari mereka, belajar tidak putus asa seberapa tertinggal pun kami. Saya menikmati perubahan mereka yang tadinya tidak mau menyentuh buku menjadi mahasiswa yang bisa menceritakan buku apa yang dibacanya terakhir di dalam kelas. Saya bahagia menemukan seorang mahasiswa yang tampak ogah masuk kelas, berubah menjadi mahasiswa yang saat presentasi bisa berkata, “silakan bertanya teman-teman, tidak apa kalau tidak mengerti. Kita sama-sama belajar.”

Mohon doanya, semoga saya selalu mau belajar dari siapa saja, dan mau terus memperbaiki diri untuk menjadi pantas. Masih jauh dari pantas, tapi semoga dari sanalah saya terpacu untuk selalu mau belajar. 


Setiap hari adalah hari guru, sebab setiap hari kita harus selalu belajar.

1 komentar: